Pada suatu malam yang dingin, rasa lapar yang teramat sangat, memaksa serigala berburu sampai ke batas hutan, memasuki pinggir perkampungan. Didapatinya sebuah gubuk, dari dalam gubuk itu terdengar suara seoarang anak kecil menangis.
"Diam, kalau kamu tidak diam, akan kuberikan kamu kepada serigala", bentak seorang perempuan tua kepada cucunya yang masih saja menangis. Mendengar itu, sang serigala memutuskan untuk berhenti berburu. Lebih baik aku menunggu si nenek datang kepadaku untuk menyerahkan cucunya, begitu pikir serigala.
Malam semakin larut dalam hawa dingin, membuat perut serigala semakin keroncongan. Si nenek yang ditunggu tidak datang-datang juga menyerahkan cucunya. Mungkin si nenek tidak melihat aku, pikir serigala. Sehingga begitu terdengar lagi tangisan sang cucu, serigala cepat-cepat berlari mendekati gubuk dan menunggu di pinggir jendela. Nah, dengan posisi ini, si nenek pasti bisa melihat aku, ujarnya sambil memandang ke dalam jendela.
" Sudah, diam cucuku, tidak akan kuberikan kamu kepada serigala, coba saja kalau dia berani ke sini, kita bunuh serigala itu ", ujar sang nenek kembali berusaha mendiamkan cucunya yang masih menangis lagi.
Kecewalah serigala yang kelaparan itu. Ternyata, ucapan manusia tidak dapat dipercaya. Manusia memang pandai bersilat lidah. Kembalilah serigala ke hutan dengan perut yang semakin keroncongan. Dia berjanji untuk tidak kembali lagi ke gubuk itu. Dia kecewa kepada manusia.
Jun 10, 2008
Serigala itu kecewa.
Posted by opera classic at 2:37 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment