Hidup itu penuh keindahan juga kelelahan. Di dalamnya tumbuh banyak harapan dan juga kegagalan.
Apa yang terlihat dalam kehidupan, itulah kenyataan. Apa yang dibayangkan dalam harapan, itulah yang mungkin sekali akan terjadi.
Menatap kehidupan, berarti melihat kenyataan dan harapan. Apa yang dilihat menumbuhkan rasa dan pikiran, seperti apa kehidupan dan kehidupanpun menjadi seperti apa yang dirasa dan dipikirkan.
Menatap kehidupan juga berarti mengolah rasa dan asa. Tidak akan ada kepahitan kehidupan jika segala sesuatu disyukuri dan tidak akan ada manisnya kehidupan jika yang ada kekufuran.
Menatap kehidupan bukan hanya sekedar melihat apa yang digenggam dan memikirkan apa yang terlepas. Lebih dari itu menatap kehidupan adalah menatap kebesaran pemberi kehidupan. Hidup bukan hanya untuk bersendagurau dengan kesenangan dan angan, juga bukan hanya untuk menangisi kenyataan pahit. Lebih dari itu, ada kemuliaan dalam kehidupan, di setiap detik yang menjelang, disetiap saat dan kenyataan. Ada ujian di setiap kenikmatan, ada ampunan di setiap cobaan.
Menatap kehidupan adalah menatap dengan kesabaran, terhadap apa yang dititipkan, terhadap apa yang luput, terhadap apa yang kembali.
Menatap kehidupan adalah menatap dengan kendali hati, bahwa setiap keinginan harus dipikirkan, setiap kebutuhan harus diperhitungkan, dan setiap akibat adalah karena sebab.
Menatap kehidupan adalah menatap dengan kecerdikan, mengutamakan yang utama dan meninggalkan kesia-siaan.
Menatap kehidupan adalah menatap jauh bahwa ada hari esok yang ditentukan hari ini.
Menatap kehidupan adalah menatap kematian, dan bahwasanya setelah kematian ada kehidupan tanpan kematian.
Menatap kehidupan adalah menatap diri, mampukah hidup di hari yang kekal dengan kesombongan dan keangkuhan hari ini, dengan kekufuran dan kekafiran hari ini, dengan makar dan pembangkangan hari ini.
Menatap kehidupan adalah menatap tanah yang didalamnya ada kehinaan diri dan kemuliaan pencipta.
Menatap kehidupan adalah menatap sang pencipta, tidak ada diri tanpa ciptanya, sadar sepenuhnya dengan status hamba, bahwasanya lebih rendah dari semua kerendahan.
Menatap kehidupan adalah menatap kehinaan diri di hadapannya.
Jun 20, 2008
Menatap kehidupan
Posted by opera classic at 9:26 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment