Siang ini aku membaca tulisan dari sebuah blog. Penulis mengatakan kalau cinta terasa indah, setiap saat, setiap detik, sepanjang hari ingin dihabiskan bersamanya.
Aku tersadar, aku cinta pada dirinya. Hampir setiap saat aku menemani bayangannya, rautnya muncul seketika dan tiba-tiba. Melihatnya, terasa bahagia hati ini, mendengar namanya disebut, terasa sejuk jiwa ini. Hampir setiap malam aku susah tidur karena merindukannya, padahal baru saja sore tadi aku bertemu dengannya, meski dari jauh.
Lebih lanjut, di blog itu juga tertulis kalau cinta tidak bisa dipaksakan, bahkan cinta itu bisa muncul seketika.
Aku ingat, aku yang mengucapkan cinta pertama kali kepada dirinya, dan di setiap kesempatan bertemu atau berbicara dengan dirinya selalu kukatakan cinta dan sayang. Ku kukatakan aku butuh, sangat butuh dirinya. Ku katakan aku sayang, amat menyayanginya. Ku katakan aku cinta sangat mencintainya.
Dia hanya diam, kadang tertawa, sesekali jenuh mendengar ucapan-ucapanku itu. Biasanya dia mendengar, meresapi kalimat-kalimatku dan diam.
Aku pernah bertanya kepadanya, bagaimana perasaannya kepada ku. Dia hanya diam, tersenyum, malu. Dia tak pernah menjawab, ya dia menjawab demikian, aku tidak akan pernah menjawabnya.
Sampai saat ini hatiku perih. Kurasakan memang perih, sampai terkadang mataku berkaca, aku menangis ... menangis ... ? aku jadi cengeng.
Mengapa di saat aku rindu dan resah hingga pagi dia terlelap tanpa sebait kenangan tentang aku yang ditinggalkannya dalam ingatannya sebelum tidur.
Bahkan dia heran ketika aku mengaku ketika rindu aku sulit terlelap.
Mengapa disaat aku menyayanginya, dia seakan tidak membutuhkannya, bahkan ketika aku memberikan sesuatu, dia minta maaf dan berkata mengapa kau begitu menyayangiku, padahal dirinya tidak pernah membuat aku senang.
Aku tidak menyalahkan dirinya, karena memang cinta tidak bisa dipaksakan. Cinta bisa hadir tiba-tiba kepada siapa saja.
Aku hanya smakin pilu dengan kenyataan bahwa cintaku diterima olehmu tanpa cinta dari hatimu.
Aku mengucapkan terima kasih atas kebaikanmu, tapi mungkin kamu tidak tahu kalau kebaikanmu lebih seperti keibaan. Dan keibaanmu membuatkan hatiku patah berkali-kali, hati patah setiap saat aku bertemu denganmu, menatap wajahmu, sebagai kekasihku yang ternyata tidak ada cinta di hatimu untuk diriku.
Jun 16, 2008
Tersadar
Posted by opera classic at 3:10 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment