Jika kehidupan pasti menjelangi kematian
buat apa kita hidup, menghabiskan udara, air, api,
merebut tanah-tanah ...
Jika kehidupan pasti meninggalkan hari kemarin dan menanti datangnya esok
buat apa hari ini, detik ini, saat ini yang juga mesti punah, pudar, pergi ...
Jika kehidupan sekedar makan 3 kali sehari
buat apa gandum berlumbung-lumbung, buat apa harta berwaris-waris
padahal semua tau hari esok belum tentu milik kita.
Jika kehidupan yang melambungkan nama hanya menorehkan cela ketika kejatuhan dipergilirkan
buat apa ngos-ngosan tunjukkan jati diri, berteriak siap aku, siapa kamu.
Kemana saja kita menuju, kita membawa, kita menentukan kehidupan kita,
tidak pernah jua kita lepas dari cengkeraman hari
tidak pernah luput gerbang maut menangkap kita
tidak pernah tidak kita kan hilang ke dunia lain
tidak pernah tidak kita kan bangkit
di hari yang tidak akan pernah tidak yang pasti ada.
Kehidupan demi apa kita habiskan isi bumi ...
makna kehidupan tidak cukup dengan pencarian
makna kehidupan lebih dari cukup untuk sekedar dirasakan direnungkan,
hikmah tidak jauh dari raga jika jiwa menyelemi.
jika kehidupan yang membawa, tidak usah tunjuk diri dalam kehidupan
cukuplah tau atas diri dengan cela aibnya.
bahkan seberat sayap nyamukpun dunia tiada lebih berharga
apa yang ingin dipertunjukkan di sana.
Makna kehidupan terlihat ditelaga air jernih
di dalamnya banyak kuasa yang Satu
dan di semua pun banyak makna
yang menuju pada yang satu
Hari ini bangga hidup di jaman komputer dan populer
hari esok mungkin malu karena waktu berjalan tanpa teramal
hari ini hingar bingar tawa canda
pasti esok ada tangis dan ratapan
dan sebaliknya ...
Selama satu waktu yang menggenggam
tiada yang satu selain Dia
atas kasih sayangNya nafas ini bernadi
atas rahmatNya perut ini terisi
atas rezekiNya harta tersisih
atas apapun kehidupan
atas Dia
tiada makna kehidupan
semua berlabuh kepadaNya
hanya Dia
bukan siapa-siapa
Oct 7, 2008
Makna Kehidupan
Posted by opera classic at 3:44 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment