Jun 13, 2008

Membagi Ilmu

Semalam ku membantu tetanggaku yang masih SMP menyelesaikan soal Geografi.
Mudah, karena semua soalnya ada di buku bacaan. Salah satu yang kuingat adalah rumus pertumbuhan penduduk, P=(L-M)+(I-E). Dimana pertumbuhan penduduk sama dengan jumlah keseluruhan dari angka kelahiran dikurangi angka kematian dan angka imigrasi dikurangi angka emigrasi.

Ilmu akan terasa lebih manfaat bila dibagikan. Salah satu manfaatnya terasa bagi saya sendiri, dengan belajar sambil mengajar, daya ingat saya lebih baik daripada membaca dan belajar sendiri. Contoh sederhananya adalah saya masih ingat rumus pertumbuhan penduduk tersebut, rumus yang tidak pernah saya ingat sebelumnya kecuali pada masa-masa saya masih sekolah SMP seperti mereka. Mungkin rumus itu akan selalu saya ingat sepanjang kehidupan saya, entah kelak rumus pertumbuhan penduduk akan berubah atau menjadi lebih rinci lagi misalnya pertumbuhan pertumbuhan penduduk akan berkurang jika angka kematian semakin besar. Mungkin kelak angka kematian ini akan dijabarkan lagi menjadi faktor dan sub faktor, semisalnya kenaikan BBM sebagai kebijakan pemerintah menarik subsudi membuat harga susu naik tinggi, sehingga tak terbeli oleh kebanyakan orang tua, membuat bayi mereka kurang gizi dan angka kematian bayi menjadi tinggi. Ooo, apakah ini gejala musnahnya penduduk di hari-hari pertama mereka berbaur dengan cuaca bumi ?...
Tentu saja tidak, ini sekedar cuplikan lagu dari Iwan Fals, yang menyuarakan kritik atas kebijakan pemerintah menarik subsidi BBM.

Kutipan dari sebuah buku mengatakan bahwa kerajaan kaisar cukup dengan satu sobekan kertas, dan luasnya samudera lautan cukup dengan setetes tinta. Ungkapan ini menggambarkan betapa setetes tinta dan sesobek kertas sangat berharga, bahkan sampai dibandingkan dengan lautan dan kerajaan kaisar. Dengan tinta dan kertas, ilmu tersebar dan berkembang. Banyak ungkapan yang menegaskan betapa tingginya nilai ilmu. Dari nabi saw sendiri mengatakan bahwasanya untuk memperoleh dunia harus dengan ilmu, memperoleh akhirat harus dengan ilmu, begitu juga jika ingin memperoleh kedua-duanya harus dengan ilmu. Dan sahabat Ali ra jika beliau disuruh memilih antara harta dan ilmu, maka dia akan memilih ilmu, alasannya bila harta dibagikan akan berkurang, sedangkan ilmu jika dibagikan akan bertambah. Atau kita pernah mendengar riwayat bahwasanya tidurnya seorang ahli ilmu lebih utama dari pada shalat sunnahnya ahli ibadah.
Apapun ungkapan - ungkapan yang terdengar tentang ilmu, sama - sama menceritakan betapa tingginya nilai ilmu.

Jika ilmu begitu tinggi, apakah ketinggian itu mengikuti pula pemiliknya.
Pemilik ilmu akan bernilai jika ilmunya dibagikan kepada orang lain. Tidak akan berharga mutiara didalam kepingan kerang sebelum dibuka dan menjadi perhiasan bagi para wanita dan ratu.
Ibaratnya metamorfosis ulat menjadi kepompong, ilmu akan menjadi tinggi nilainya bilamana mampu menciptakan metamorfosis untuk insan baru yang asalnya bodoh tidak berilmu menjadi cendikia dengan ilmunya.
Ilmu tidak akan berarti apa-apa, sebanyak apapun dia bila hanya tidur di tempurung kepala, tidak disebarkan kepada ornag lain. Jika ilmu yang banyak saja tidak bermanfaat apabila tidak dibagikan kepada orang lain, lebih-lebih ilmu yang sedikit, akan semakin tidak bermanfaat jika hanya disimpan di kepala saja.

Membagikan ilmu adalah amanah bagi yang memilikinya. Nilai dari kehidupan bukan terukur dari apa yang dimiliki dan diterima tetapi pada apa yang kita berikan, sekecil apapun yang kita beri, nilainya akan kembali kepada diri kita berlipat-lipat dari nilai manfaat yang dirasakan oleh yang menerimanya.

0 comments:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Supported by Doocu.Com - Free PDF Upload and Share