Apa yang tergambar dalam benak kita jika mendengar kata perangko ...
Tentu saja selembar benda pos yang tempelin pada surat dan distamp oleh pak pos, kemudian sampailah surat itu ditempat yang dituju beberapa hari kemudian.
Apakah ingat bentuk perangko, biasanya persegi, dan sisi-sisinya bergerigi.Gerigi-gerigi kecil itu adalah alur potong agar perangko tersebut mudah disobek saat diambil.
Ada lagi yang diingat ... ? iya benar, gambar-gambarnya. Berbagai jenis gambar menghiasi perangko. Dengan melihat gambarnya, kita bisa tahu berapa harga perangko tersebut. Gambar burung harganya Rp.1.000,- sedangkan yang gambarnya pak Harto Rp. 2.000, semisalnya.
Kata perangko juga mengingatkan pada sebuah hoby, mengoleksi perangko. Apakah hoby antik itu masih ada saat ini ?
Perangko juga mengingatkan pada pak Pos, dahulu menggunakan sepeda ontel, menyebarkan surat-surat dari rumah ke rumah dari gang ke gang. Kedatangan pak pos merupakan kegemberiaan tersendiri bagi si pemilik rumah.
Perangko juga mengingatkan bahwa sekarang pak pos sudah tidak menggunakan sepeda ontel lagi, diganti dengan sepeda motor. Motor pak pos ? ya pasti warnanya kuning.
Apalagi yang bisa diingat lewat kata perangko ? semua yang berhubungan dengan kantor pos mungkin ya, seperti ketukan stempel pak pos yang khas. Kadang stempelnya bergagang seperti palu, dan ketika pak pos menyetempel, dia seperti sedang memalu.
Perangko juga mengingatkan kalau tidak ada lem, bagian belakang perangko dibasahi (paling gampang dijilat) agar bisa melekat pada surat.
Apalagi yah ... duh ngantuk.
Dengan perkembangan teknologi informasi sekarang, kata perangko menjadi semakin jarang terdengar. Mungkin suatu hari kata perangko lupa dimasukkan ke dalam kamus besar bahasa indonesia.
Jun 14, 2008
Perangko
Posted by opera classic at 2:54 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment